Sabtu, 02 Oktober 2010

PERINGATAN 160 TAHUN SND BERKARYA













PERINGATAN 160 TAHUN SND BERKARYA
Hari ini 2 Oktober tepat Perayaan Malaekat Pelindung. Kami para Penghuni biara Notre Dame merayakan hari jadi SND yang ke 160 tahun. Perayaan Ekaristi Kudus dimulai pukul 08.00 di persembahkan oleh Romo Rufinus Romanus Asa CICM, hadir para guru karyawan dari TK hingga SMU kira –kira 200 orang lebih. Setelah Misa selesai dilanjutkan dengan ramah tamah, spontanitas dari para karyawan/guru serta persembahan paduan Suara anak-anak SMP yang meraih juara 2. Disajikan juga pendalaman Sejarah Kongregasi, sehingga para guru dan karyawan semakin menghidupi semangat kongregasi SND dalam berkarya di bidang pendididkan yang dimulai oleh Sr Maria Aloysia SND ( Sang Pendiri) dan Sr. M Ignasia SND ( Co Pendiri) Santa Julie Billiard sebagai Ibu Rohani.

Kamis, 09 September 2010

Kencana Cemerlang Karunia Tuhan


Keheningan tercipta, Keindahan terukir sempurna, pengalamanku liburan bersama keluarga di Gunung Bromo. Bila ingin tahu selengkapnya Baca di Majalah HATI BARU Ediai 09/Th XIII September 2010

Senin, 25 Mei 2009

PENDIDIKAN KARAKTER SANGAT PENTING DIBERIKAN SEJAK DINI

PENDIDIKAN KARAKTER SANGAT PENTING DIBERIKAN SEJAK DINI
Terlibat dan mendampingi pendidikan anak-anak masa kini timbul sebersit keprihatinan yang tergurat dihatiku, teristimewa anak-anak yang berada dikota besar seperti metropolitan Jakarta.Banyak tantangan yang terhampar bagi mereka, baik yang timbul dari luar sekolah maupun yang tercipta oleh situasi sehari-hari. Anak tidak lagi memiliki kebebasan untuk berekpresi, dan bermain, mereka dikejar waktu, les, pelajaran yang padat, dan aneka kegiatan yang bukan menambah pengetahuan malah membelenggu mereka dan membuat mereka bosan dan stres. Maka tidak mengherankan jika ditanya kapan mereka merasa bebas?. Jawabnya adalah saat sebelum masuk sekolah dan saat sepulang sekolah karena mereka dapat sedikit bebas untuk bermain dengan teman-temannya, itupun kalau mereka tidak menjalani les yang telah dijadualkan oleh para orang tua mereka, atau antar jemput sudah menunggu untuk menjemput atau mengantar mereka.
Dirumah mereka masih harus les lagi sementara tidak pernah bertemu dengan orang tua mereka, karena mereka berdua bekerja.Survey membuktikan diantara orang tua murid BP3, 90% Ayah dan 60% Ibu bekerja dari pukul 06.00 hingga 22.00 malam tiba dirumah. Bisa dibayangkan kapan anak bisa bercanda ria dan mengangsu kekuatan dalam keakraban dengan orang tuanya?. Pola asuh mereka digantikan oleh pembantu atau baby sitter, sementara teman mereka dirumah adalah games, TV , Video yang tidak terkontrol, bahkan acara di TV di berbagai channel hadir tidak mendidik , banyak yang menayangkan budaya kekerasan. Fakta di Amerika juga membuktikan kenakalan anak meningkat karena orang tua terlalu sibuk. Fakta di Jakarta, banyaknya rumah mewah, berpagar tinggi, mobil antar jemput yang siap mengantar dan menjemput anak ke Sekolah maupun ke tempat lain ini menjadikan kehidupan anak terisolasi, belum lagi tawaran dan pengaruh dunia luar yang konsumtip dan penuh kesenangan. Anak tidak lagi dapat mengexpresikan dirinya, dalam permainan yang dapat menumbuhkan kreatifitas dan menjalin rasa sosial dengan teman-temannya. Belum lagi pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin merusak metal dan moral anak yang membagikan permen yang mengandung Narkoba, DVD porno, dll yang pernah beredar dan diberikan kepada anak-anak ini menjadi tantangan besar dan kewaspadaan kita bersama yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Kita mau berbuat apa ?
Dengan melihat kenyataan diatas dengan dampak yang langsung menukik dan membelenggu anak sehingga anak-anak merasakan .
• Tidak adanya/ tidak terjalin komunikasi yang baik dengan orang tuanya.
• Tidak mampu bersosialisasi/ menjalin persahabatan diantara teman sebaya.
• Mudah marah/ emosi.
• Asyik dengan diri sendiri,( bermain games, Hp, PS, TV, Video).
• Tidak bertanggung jawab dan tidak jujur menjadi hal biasa.
• Suka jalan pintas/ enggan untuk berjuang / budaya instan.
• Budaya kekerasan, suka bertengkar, tawuran, omong kotor.
• Tidak bersemangat / tidak punya motivasi.
• Rendahnya rasa solidaritas dan empati.
• Mudah menyerah dan putus asa.dll.
Kita yang berkecimpung dalam dunia pendidikan mesti membekali anak-anak sejak dini dengan pendidikan karakter yang kuat. Apa itu Karakter ? Karakter adalah tabiat, watak, sifat kejiwaan atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada yang lain ( kamus Umum Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta) Diusia anak sekolah dasar yang merupakan “ golden age” Usia emas dalam menyerap segala disiplin ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan kreatifitas,serta penanaman dan pembentukan moral, watak dan kepribadian, emosi, dan berbagai aspek lain perlu bertumbuh / berjalan seiring sejalan. Maka perlulah kita membekali mereka dengan pendidikan yang baik yang mencakup mengembangkan kognitif, psikomotor, afektif, mental, moral dan spiritual,ditambah karakter yang baik. Dan apa yang dimiliki anak, talenta dan potensi mereka sangat unik, dan semua itu bisa berkembang secara optimal dan maksimal kalau semua pihak, yang disekeliling anak, orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat, teman dsb mendukung dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Latihan setiap hari dalam suasana hidup yang harmonis , akrab, penuh dengan rasa senang dan bahagia bagi anak-anak akan mempercepat dan memperkuat pencapaian hasil yang optimal. Lingkungan yang terdekat pada anak di rumah adalah Orang tua, dan orang terdekat, disekolah adalah guru dan teman-temannya, maka kedua komponen lingkungan ini yang bertanggung jawab untuk menumbuh kembangkan pendidikan karakter dan segala potensi anak lainnya. Relasi yang baik dan penuh rasa aman, senang dan bahagia akan secara pesat menumbuhkan daya-daya kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Tugas dan kuwajiban guru disekolah tidak hanya mengajar dalam arti mentransfer ilmu kepada anak didik, melainkan yang jauh lebih penting adalah bisa membentuk dan mengubah watak/ karakter anak menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya dan berbudi pekerti luhur dalam tataran etika dan estetika maupun perilaku sehari hari. Hal ini hendaknya menjadi kesadaran bagi setiap guru sebagai tanggung jawab moral/ hati nurani , sebagai tanda bakti dalam keikutsertaan kita pada pembentukan anak bangsa, juga tanggung jawab kita untuk ikut berperan serta pada Karya Tuhan, karena setiap anak-didik adalah Citra Allah yang mesti kita kembangkan segala kemampuan dan talentanya.
Mimpi itu terwujud
Menyadari bahwa pendidikan karakter pada anak sangatlah penting, maka saya berusaha untuk mencari cara untuk menanamkan habitus baru yang menumbuh kembangkan, kebiasaan dan perilaku anak yang penuh kebaikan budi pekerti, disiplin, tanggung jawab, rela berkorban, cinta pada Tuhan, diri sendiri dan sesamanya. Semua itu dapat dilatihkan kepada anak didik setiap hari disekolah, melalui RADIO SEKOLAH ( Doa pagi, mendengarkan renungan, Doa malaekat Tuhan/ ratu Surga, doa pulang sesudah selesai sekolah) , melalui MADING ( menyajikan bacaan,gambar, foto yang mendidik,yang merangsang anak untuk gemar membaca dan belajar), pertemuan dengan guru, sesama teman dalam proses belajar mengajar, namun semua itu belum cukup tanpa peran serta orang tua. Mengapa ?.Karena sering anak hanya hidup dan dididik oleh pembantu atau baby sitter, tanpa perhatian Orang tua mereka.
Contoh kecil, anak diharapkan bisa menggunakan kamar kecil dengan bersih, tapi karena kebiasaan dirumah semua serba ditolong dan dilayani pembantu, mereka juga tidak bisa/ tidak mau melakukannya disekolah.walaupun disekolah sudah sering diperingatkan lewat radio sekolah, di WC juga ada Tulisan “Jadilah berkat bagi sesama, dengan mengunakan WC dan meninggalkannya dalam keadaan bersih” Ini hanya salah satu contoh kecil yang memerlukan perhatian bertahun-tahun agar anak terbiasa untuk hidup bersih, apalagi hal yang lain? Maka perlulah kita bersama menyadarkan peran serta Orang tua untuk ikut terlibat mendidik karakter anak.
Maka supaya guru dan Orang tua bisa seiring sejalan perlulah pegangan dan panduan bersama untuk menerapkan pendidikan secara sitematis sesuai dengan tingkat kemampuan jenjang usia mereka dan sesuai dengan kurikulum pendidikan. Rupanya gayung bersambut, apa yang saya mimpikan terwujud dengan hadirnya sahabat saya yang mengajak untuk menulis Buku Pendidikan karakter. Ada beberapa penulis dan terus terang saya hanya kenal 1 orang, yang lain belum kenal dan kami hanya bekerja via email. Dengan mengerjakan tugas kami masing-masing dan dipadukan, saya sendiri terperanjat dengan munculnya BUKU PENDIDIKAN KARAKTER YANG BEGITU BAGUS TERPADU dan mudah diterapkan sesuai usia anak. Buku ini ditulis dan disusun oleh : Prof. Dr. Ir. Dali Santun Naga, Dr. Rukiyanto SJ, Yesmil Anwar, Edu, Ruli,Radno Harsanto, Roni, Sr. M. Monika SND ,Spd, Sapta, Subrata, yang diterbitkan oleh Penerbit KANISIUS. Diharapkan dapat menjadi Sumber, pegangan/tuntunan bagi para orang tua dan guru dalam mendidik karakter anak.

Buku Pendidikan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar jadi solusi menjalin relasi istimewa antara setiap siswa dengan guru. Dalam relasi istimewa itu terjadi bimbingan hidup pribadi, bimbingan hidup sosial, metode belajar, dan pengembangan minat/bakat dan karir. Dengan buku ini, siswa akan dilatih untuk menjalankan evaluasi diri (refleksi) secara betul dan menjamin setiap siswa berjumpa dengan kebenaran yang dipelajari.
Melalui buku ini guru diajak menghadirkan semua latihan terhadap tugas perkembangan anak untuk membangun kebiasaan-kebiasaan menghargai diri sendiri atau mencintai dengan tulus hati dan berbela rasa (compassion), berani dan mantap dalam menghadapi tantangan hidup serta terbuka menanggapi tanda-tanda zaman (conviction) , menghargai orang lain atau rela berbagi hidup dan membangun persaudaraan sejati (community), cara-cara belajar, mengenal dan mengembangkan bakat dan minat atau mengembangkan keahlian dan keterampilan di bidangnya untuk hidup sesuai dengan martabat manusia (competence), yang kesemuanya akan membentuk karakter dan kepribadian anak atau mampu mensyukuri dan merayakan kebaikan Allah sebagai sumber hidup (celebration).demikian ditulis oleh Bapak Ratno Harsanto, salah satu penulis Buku Pendidikan Karakter.
Bagaimana Penerapannya dalam kehidupan Sehari-hari ?
Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa perlu hubungan yang baik dan harmonis antara Kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk dapat meraih keberhasilan dalam penanaman Pendidikan Karakter, maka diciptakan suasana hati anak merasa senang, gembira, aman, bahagia. Hal ini menjadi pendukung utama , suasana harus terjadi dilingkungan sekolah, sehingga anak merasa krasan,aman, dan diterima.Sehingga Sekolah menjadi keluarga ke 2 bagi anak. Apa yang dilakukan disekolah hendaknya di sosialisasikan kepada Orang tua murid, tidak hanya melalui surat, melainkan pada saat pertemuan orang tua murid sehingga dapat seiring sejalan dalam membimbing dan mendidik anak, dan orang tuapun disadarkan untuk ikut ambil bagian dalam pendidikan putra-putrinya, mengetahui/ memahami aturan sekolah dan ikut ambil bagian dalam program sekolah, niscaya kita dapat bergandeng tangan untuk mewujud-nyatakan pendidikan anak-anak kita.
Saat saya pertama kali bertugas di Sekolah SD Notre Dame di Jakarta, jika ada anak anak-anak dipanggil ke kantor kepala sekolah anak merasa takut dan enggan untuk datang, melihat gejala ini saya ambil inisiatip, setiap pagi saya selalu berdiri didepan kantor untuk menyalami anak-anak, menyapa mereka dengan ramah sebelum mereka mengawali pelajaran, hasilnya sungguh luar biasa, anak-anak jadi berani menyapa, bahkan duluan menyalami saya dan berani ke kantor untuk mengemukakan pendapat, cerita bahkan minta obat kalau terluka walau saat terluka itu terjadi dirumah, kadang juga mereka datang untuk sekedar curhat dan melapor bila ada ketidak beresan. Dengan suasana seperti ini anak menjadi bertanggung jawab pada teman dan lingkungannya, anak juga bangga dan merasa dihargai dan diperhatikan. Bahkan ada beberapa anak, salah satunya bisu tuli yang selalu menanyakan “Dimana suster selama ini kok tidak kelihatan?”. Itu terjadi bila saya keluar kota, atau retret dan tidak tampak disekolah.Anak-anak sangat memperhatikan keberadaan Guru, kepala sekolah, teman yang tidak hadir dan mereka mencari tahu mengapa mereka tidak hadir?. Tanpa disadari hal seperti ini membentuk watak mereka untuk memperhatikan satu sama lain, bersimpati bahkan berempati, bila mereka tahu orang yang tidak hadir itu karena mengalami duka cita atau sakit.
Kebiasaan Untuk Berdoa pagi, doa Malaekat Allah, dan doa siang sepulang sekolah di kantor saya juga melatih anak-anak untuk berani, melatih vocal dan rasa percaya diri, anak juga bangga dan merasa dihargai dan diperhatikan menjadi pemberani, disiplin, punya antusias yang luar biasa untuk berdoa, dan yang penting jika anak dipanggil ke kantor mereka tidur merasa takut lagi, bahkan tumbuh pikiran positif, kalau anak dipanggil ke kantor kepala sekolah dia pasti akan ikut pertandingan / lomba atau mau diwanwancari reporter TV, wartawan dll, itulah yang terjadi di konsep pikiran positif anak saat ini.
Pengalaman saya, pendampingan, member pengertian dengan kelembutan tapi juga tegas, serta penanaman kesadaran jauh lebih manjur dan jitu untuk menanamkan karakter dan pengetahuan kepada anak dibanding paksaan kepada anak untuk melakukan atau melarang anak tanpa dia tahu alasannya. Anak jaman sekarang yang semakin kritis dan ingin tahu perlu dijelaskan mengapa ini boleh dilakukan dan yang itu tidak boleh, mereka bisa diajak berpikir dan berdialog itu lebih mengena, daripada melarang tanpa memberi alasan.
Pernah suatu saat anak demam main kartu yang dibeli dengan sangat mahal rata-rata harga kartu Rp 75.000 – Rp 150.000 per kartu, betapa mahalnya permainan ini. Guru agama dan guru piket merampas kartu anak-anak karena perhatian anak terhadap pelajaran merosot,namun semakin dilarang, anak-anak semakin sering bermain kartu meski sembunyi-sembunyi. Saya tidak bisa membiarkan hal ini, dan mencari cara bagaimana supaya anak-anak tidak bermain kartu tanpa dilarang atau dirampas, tapi karena kesadaran. Suatu hari saya minta diantar teman untuk melihat di salah satu mall, tempat Bandar penjual kartu dan permainan tersebut, memang banyak anak-anak dari usia SD hingga SMU ngumpul disitu.Dari situlah dan atas keterangan teman saya sedikit banyak saya tahu permainan kartu tersebut. Paginya saya umumkan lewat radio sekolah bahwa saya ingin bermain kartu, bagi anak-anak yang membawa kartu boleh datang kekantor saya pada istirahat ke 2, diluar dugaan banyak anak-anak kelas 5- 6 yang datang dan membawa kartunya setelah saya bertanya dan belajar dari mereka, saya mulai masuk dalam proses menyadarkan anak – anak bahwa mereka sebenarnya ditipu.Dengan cara pendekatan tersebut anak-anak tidak lagi bermain kartu, tanpa dilarang tapi dengan kesadarannya sendiri mereka akhirnya tahu memilih apa yang terbaik untuk dilakukan atau tidak.
Dalam suasana yang bagaimana Pendidikan Karakter diberikan?
*Senang , rasa hati yang senang akan memudahkan setiap hal bisa diterima dan dicerna dengan baik, demikian halnya pendidikan karakter, anak akan menerima pertumbuhan dan perkembangan dirinya untuk mengusahakan hidup, tata karma yang lebih baik dalam hidupnya
*Bahagia, rasa hati yang bahagia akan mendukung orang untuk selalu bersyukur, merangkai hidup semakin berarti dan melakukan yang berguna bagi diri sendiri dan sesama ( menjadi berkat bagi sesama), mempunyai motivasi untuk mengembangkan hidup yang berdaya guna, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
*Aman, rasa hati yang aman, safe, adalah ketenangan hati yang meresap rahmat bahwa diri seseorang dicintai dan diterima apa adanya, hal ini akan mengmbangkan pribadi untuk mudah menjalin kerjasama dan hubungan dengan orang lain. Mengembangkan kepribadian yang mantap dan tidak takut untuk disaingi, mereka menerima sesamanya sebagai rekan yang bisa mengembangkan sesuatu yang berdaya guna bukan sebagai lawan yang mengancam/
*Damai, rasa damai juga suatu rasa hati sebagai anugerah untuk saling menerima, menghargai satu sama lain, orang yang damai, mudah menciptakan suasana, dan karya yang berdaya guna, dia akan menjadi yang produktif, kreatif dan proaktif pada bentuk kehidupan dan mampu menciptakan hidup rukun dalam kebersamaan.
*Diterima, orang yang merasa diterima keunikannya, keberadaannya, dia akan makin berkreasi untuk berkembang sebagai pribadi dan mendukung keutuhan ciptaan. Setiap anak punya keunikan yang perlu dan patut dihargai, setiap anak punya daya yang berbeda dengan orang lain, bahkan setiap anak akan menolak kalau ada orang siapapun itu yang ingin mengubah sesuatu yang menjadi keunikannya, inilah yang disebut self regulation ( suatu rasa dimana dia berhak mengatur dirinya sendiri, tanpa campur tangan orang lain) kalau hal ini dikembangkan dia akan menjadi orang yang punya kepribadian yang kuat dan keunikan yang memperkuat karakternya.
*Berdialog, setiap orang akan senang berdialog dari pada dipaksa, dengan dialog, seseorang merasa sejajar dan tidak ditekan maka rasa ini akan berkembang untuk menerima masukan, usulan, bahkan dia akan tahan kritik kalau itu sifatnya membangun. Dengan mengajak anak berdialog dia merasa dihargai sehingga dia akan melakukan perubahan dengan penuh kerelaan.
Dari semua hal yang diatas kiranya yang terpenting adalah penanaman kesadaran. Anak menjadi sadar untuk berkembang, bertumbuh menjadi lebih baik dan selalu sadar atas apa yang dilakukan, dikatakan, dipikirkan, dirasakan.Dengan kesadaran itu dia akan bertumbuh dari saat kesaat, hari kehari mengusahakan apa yang sudah baik menjadi lebih baik. Sehingga hidupnya akan menjadi anugerah hidup dari Tuhan, bagi dirinya sendiri, bagi sesama dan lingkungan semesta, anak akan merayakan syukur atas kehidupannya dan menciptakan suasana hidup yang baik, tentram dan damai dengan dan dalam Tuhan, dengan diri sendiri dan keutuhan alam ciptaan. Semoga dengan memberikan Pendidikan Karakter sejak dini kita dapat ikut andil dalam membentuk putra-putri bangsa semakin berguna berkepribadian dan berkarakter serta menemukan Mutiara Hidup dalam kehidupannya. ***

Oleh : Sr. Maria Monika Puji Ekowati, SND

Sabtu, 31 Januari 2009

Hadiah dari Mas Guruh



Mas Guruh menghadiahi dan mengajak para tamu undangan untuk menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia raya lengkap 3 stanza setelah itu berpidato berkobar-kobar suaranya seperti Bung Karno menggelegar penuh semangat mengajak kami untuk mawas diri belajar sejarah yang benar, serta menjadi orang Indonesia yang berguna bagi bangsanya lagu Indonesia raya adalah Matra kita sebagai putera-puteri bangsa tandasnya

Suasana di Hing Puri Fatmawati




Ruang dalam yang artistik & penuh daya tarik & kreatifitas tinggi

Makan semeja bersama Mbak Sukmawati Sukarno Puteri




Ini pertemuanku dengan Mbak Sukma, cerah ceria, putera puteri Bung Karno memang ramah dan bersahabat

Pertemuan dengan Bunda Lusia Soetanto


Pertemuanku yang kesekian kali dengan Bunda Lusia Soetanto, yang selalu memberi spirit dan inspirasi dalam mendidik anak-anak untuk mencintai bangsa dan tanah air serta bangga sebagai anak Indonesia